Jumat, 08 Mei 2015

ANALISIS SIKLUS HIDUP PRODUK

The Coca-Cola Company Logo

1.TAHAP PENGENALAN
Coca-Cola adalah minuman ringan berkarbonasi yang dijual di toko, restoran, dan mesin penjual di lebih dari 200 negara. Minuman ini diproduksi oleh The Coca-Cola Company asal Atlanta, Georgia, dan sering disebut Coke saja (merek dagang terdaftar The Coca-Cola Company di Amerika Serikat sejak 27 Maret 1944). Awalnya dibuat sebagai obat paten saat ditemukan pada akhir abad ke-19 oleh John Pemberton, Coca-Cola akhirnya dibeli oleh pebisnis Asa Griggs Candler yang taktik pemasarannya berhasil membuat Coke mendominasi pasar minuman ringan dunia sepanjang abad ke-20.Perusahaan ini memproduksi konsentrat yang kemudian dijual ke pabrik Coca-Cola berlisensi di seluruh dunia. Pabrik botol yang memegang kontrak ekskulsif dengan perusahaan ini memproduksi produk akhir dalam bentuk kaleng dan botol dari konsentrat tersebut, dicampur dengan air yang telah disaring dan pemanis.

2.TAHAP PERTUMBUHAN
Ø  Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Candler yang kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892.
Ø   Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut: “Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong penggantian produk dengan kata lain”.
Ø   Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola.
Ø  Tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar. Tidak hanya minumannya, botol Coca Cola yang bentuknya khas juga terdaftar patennya pada tahun 1960.
Ø  Coca Cola pertama kali dijual dalam bentuk kalengan pada tahun 1955. Setelah itu Coca Cola terus membuat pengembangan merek dan juga mengganti slogan-slogannya yang dinilai mampu untuk menyesuaikan dengan trend perkembangan pasar.
Ø  Pada tahun 2000, Coca Cola Company merupakan pabrik Minuman Ringan Berkarbonat terbesar di dunia. Meskipun produk ini telah memiliki sejarah yang panjang, akhir-akhir ini mereka terjebak dalam kesulitan finansial karena kesalahan strategi dalam penentuan elemen harga.
Ø   Masa Sekarang,Coca-Cola Company adalah produsen terkemuka di dunia, pemasar, dan distributor non-alkohol minuman konsentrat dan sirup.
Perusahaan dan anak perusahaan mempekerjakan hampir 31.000 orang di seluruh dunia. Sirup, konsentrat dan minuman untuk basis Coca-Cola, merek unggulan Perusahaan, dan lebih dari 230 lainnya Perusahaan minuman ringan merek yang diproduksi dan dijual oleh Coca-Cola Company dan anak perusahaan di hampir 200 negara di seluruh dunia.

3.Tahap pendewasaan
 Coca-cola
Dewasa ini penjualan coca-cola cenderung tidak ada peningkatan (stabil). Di karenakan:
a) Adanya pesaing-pesaing baru Untuk saat ini banyak sekali bermunculan produk-produk baru yang di keluarkan oleh pesaing. Hal tersebut membuat konsumen / pelanggan coca-cola beralih produk pesaing. Salah satunya adalah harga coca-cola yang tergolong cukup tinggi/ mahal di banding dengan produk pesaing, sebagai contoh ialah produk BIG COLA. Untuk saat ini harga satu buah kemasan big cola Rp.3000,- sementara harga coca-cola Rp.4.950.

b) Kejenuhan konsumen
Hal lain yang mempengaruhi tidak meningkatnya penjualan ialah kejenuhan konsumen. Salah satu hal yang membuktikan adanya kejenuhan konsumen akan coca-cola adalah
Kejenuhan minuman karbonisasi,Banyak ahli gizi mengatakan bahwa Coca-Cola dan minuman ringan lainnya dapat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan.
c) Strategi pemasaran kurang efektif
Strategi pemasaran Coca Cola dinilai kuno, dengan inovasi dan ekspansi yang lambat dalam mengatasi pesaing dan memenuhi keinginan pasar. Coca-Cola saat ini membutuhkan penyegaran baru sehubungan dengan beberapa masalah yang dihadapinya.
Banyak yang harus dibenahi dalam strategi perencanaan dan pemasaran Coca Cola agar bisa bersaing dengan perusahaan sejenis

4.TAHAP PENURUNAN
Pada tahun 2003 Pusat Sains dan Lingkungan (CSE), sebuah organisasi non-pemerintah di New Delhi, mengatakan air soda yang diproduksi oleh produsen minuman ringan di India, termasuk raksasa multinasional PepsiCo dan Coca-Cola, mengandung racun termasuk lindan, DDT, yang dapat berkontribusi terhadap kanker dan gangguan sistem kekebalan tubuh. CSE menemukan bahwa India menghasilkan produk minuman ringan Pepsi telah 36 kali tingkat residu pestisida diperbolehkan sesuai dengan peraturan Uni Eropa; minuman ringan Coca-Cola ditemukan memiliki 30 kali jumlah yang diizinkan. CSE mengatakan telah menguji produk yang sama dijual di Amerika Serikat dan tidak menemukan residu seperti Setelah tuduhan pestisida dilakukan pada tahun 2003., Coca-Cola penjualan di India mengalami penurunan sebesar 15 persen.
Pada tahun 2004 sebuah komite parlemen India didukung temuan CSE dan sebuah komite yang ditunjuk pemerintah bertugas dengan mengembangkan standar pertama di dunia pestisida untuk minuman ringan. The Coca-Cola telah menjawab bahwa pabrik filter air untuk menghilangkan kontaminan potensial dan yang produknya diuji untuk pestisida dan harus memenuhi standar kesehatan minimum yang sebelum Coca-Cola didistribusikan. Di negara bagian India Kerala penjualan dan produksi Coca- cola, bersama dengan minuman ringan lainnya, pada awalnya dilarang setelah tuduhan, sampai Pengadilan Tinggi di Kerala terbalik hanya memutuskan bahwa pemerintah federal bisa melarang produk makanan. Coca-Cola juga telah dituduh penggunaan air yang berlebihan di India.







1.Sejarah Rinso
Rinso adalah nama merek sabun cuci atau deterjen dari Unilever yang digunakan diAustraliaIndonesiaSelandia BaruInggris dan Amerika Serikat. Merek ini diciptakan oleh Robert S. Hudson dan awalnya bermerek Hudson's Soap, yang pada tahun 1908 dijual kepada Lever Brothers dari Port SunlightInggris.
 Rinso juga diproduksi oleh Lever Brothers Company (kemudian dikenal sebagai Unilever) di Amerika Serikat, dimulai pada tahun 1918.
Rinso adalah salah satu bubuk sabun pertama yang dipasarkan secara massal. Rinso diiklankan secara luas melalui radio di Amerika Serikat, menjadi sponsor berbagai program radio populer di sana.
Di Indonesia, Rinso diluncurkan pada tahun 1970 sebagai merek deterjen pertama di negara tersebut dan terkenal dengan motonya "Berani Kotor itu Baik". Kini, Rinso adalah pemimpin nomor satu di pasar deterjen Indonesia, dan berhasil meraih penghargaan Indonesia Best Brand Award selama 3 tahun berturut-turut (2003, 2004 dan 2005).


Pemilihan pemilihan detergen oleh konsumen dalam pencucian pakaian sangat
ditentukan oleh beberapa faktor. Bagaimana kualitas dari hasil cucian dengan detergen
tertentu, bagaimana tampilan serta pengenalan produk tersebut kepada konsumen sangat
mempengaruhi konsumen dalam pembelian dan penggunaan detergen. Melalui
penyebaran kuesioner untuk mengukur dan menganalisa bagaimana perilaku konsumen
terhadap detergen rinso anti noda, ternyata dapat diketahui bahwa sebagian besar dari
konsumen yang mengisi kuesioner merasa senang dan percaya kepada detergen rinso
anti noda dalam mencuci pakaian

·         Tahap perkenalan
            PT. Unilever Indonesia.Tbk, sebagai salah satu perusahaan terkemuka di
Indonesia yang merupakan perusahaan tempat Produk Deterjen Rinso ini diproduksi dan dipasarkan kepada masyarakat luas senantiasa selalu mengeluarkan varian yang lengkap,mereka memasarkan juga melalui Radio dan iklan .

·         Tahap Pertumbuhan
Rinso berkomitmen untuk melakukan riset tentang nilai dan manfaat dari belajar melalui pengalaman.rinso terus mewawancarai para ibu dan anak diseluruh dunia tentang alam,nilai-nilai,pendidikan dan perkembangan anak.
Melaui hasil riset serta berkaloborasi dengan Dr.Dorthy singer dan Dr.joreme singer dari university,selama 4 tahun Rinso telah mempublikasikan dua whitepaper yakni,(Giving our children,children and nature) serta dua studi global (have a go mamma mia)
Penjualan produk rinso meningkat

·         Tahap Kematangan/kedewasaan
Penjualan masih dalam keadaan stabil(tetap)

·         Tahap kemunduran/penurunan
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan  atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru.pasang surut
jadi sampai sekarang Perusahaan berusaha mengeluarkan merek baru 

Untuk contoh Indonesia, misalnya Rinso yang berhasil memperpanjang PLC-nya dengan memperkenalkan Rinso Baru, Rinso Ultra, Rinso Formula Plus, serta Rinso Warna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar